Cerpen Remaja Muslim
NESTAPA CINTA
Oleh :Zaini Yazid
Alumnus
PPMDH TPI Medan
Jln.Pelajar
No.44
Part
3 .....................
Akhirnya aku sampai juga di kampusku
tercinta, sebuah kampus dimana aku akan mempresentasikan makalahku pagi ini.
Aku memang telat beberapa waktu, agaknya aku harus kelihatan benar-benar sibuk
agar teman-temanku mengira bahwa aku benar-benar telah menguasai makalah itu.
Padahal ini adalah sandiwara yang telah aku rancang sebelumnya setiap kali ada
presentasi makalah. Aku pun bergegas masuk kedalam kelas dan duduk tepat di
samping Dodi, anak laki-laki yang lebih tinggi dariku dan anak seorang
pengusaha batik ternama di Solo. Aku tidak tahu mengapa ia bisa sampai ke
tempat ini dan menjadi teman sekampusku, yang jelas dalam pergaulan ia anak
yang baik. Lalu ia pun menyapaku menyentak.
"Gimana
Al makalah lo, udah ready kan?"
Dengan
berpura-pura kelihatan sibuk aku pun membuka tas dan mencari dimana makalahku.
”Oh
sudah Dod, emang kenapa?”, tanyaku kembali
”Gua
kira lo belum selesai, Al”
"Ya
sudah lah, secara Aldie gitu loh…..!
Tak lama dosen yang kami tunggupun datang
dan menuju kelas, untungnya ia sedikit terlambat hari ini, sehingga aku tak
perlu mendengar ceramah-ceramahnya yang sangat membosankan sama seperti ceramah
yang selalu di sampaikan orang tuaku setiap pagi. Ia masuk lalu duduk dan
memanggil namaku untuk mempresentasikan makalah. Dengan wajah yang sangat
serius aku pun maju ke depan dan memaparkan semua yang ada dalam makalah itu
dengan singkat dan tepat. Setelah itu sebelum di ambil alih oleh dosen,
langsung saja aku persilahkan teman-temanku untuk mengajukan pertanyaan seputar
pemaparanku tadi. Kali ini ada tiga orang yang akan bertanya yaitu Selvi, Andi
dan Dodi. Syukurnya ketiga pertanyaan itu dapat aku jawab dengan mulus serta
aku sebutkan beberapa pengarang buku terkenal agar mereka yakin kalau aku
banyak mengetahui tentang apa yang mereka tanyakan. Akhirnya teman-teman dalam
sekelas memberiku applause yang sangat meriah karena mereka puas dengan apa
yang telah aku sampaikan. Dari hatiku yang paling dalam aku sembari tersenyum,
ternyata aku mampu memainkan sandiwara ini dengan baik. Pelajaran pun selesai,
Dosen segera meninggalkan kelas kami sambil berkata, "Aldie kamu akan saya
beri nilai A karena makalah kamu sangat bagus dan menarik".
Keadaan
ini sering aku dapatkan dari setiap apa yang aku lakukan hingga membuat
teman-temanku yang lainnya merasa iri padaku, apalagi beberapa dosen sering
mengatakan seperti itu di depan kelas. Kebiasaan dalam kehidupan anak kampus
kami seringkali nongkrong bareng teman-teman di kantin yang berada di belakang
kampus, sekalian mengamati cewek-cewek yang berlalu lalang keluar masuk kantin.
Saat itu Dodi, teman sekelasku itu selalu memanggil beberapa cewek yang ia
kenal dan kemudian mengenalkannya padaku. Sungguh aku tak mampu menolak atas
perkenalan pada cewek-cewek yang dikenalkan Dodi, ya mumpung rezeki kenapa
mesti kutolak, kali-kali aja diantara mereka ada yang dapat aku ajak jalan,
walau hati kecil terkadang menolak untuk menerima perkenalan itu. Ini semua
dikarenakan Dodi selalu saja mengatakan padaku, "Buat apa wajah tampan,
anak seorang pengusaha terkenal kalau tidak bisa menaklukkan yang namanya
wanita, ha..ha...”. ”Ya Dod tapi
sekali-sekali lo kenalkan juga tuh si Rizal dengan cewek-cewek teman lo itu,
biar ia tidak ngerasa minder sama teman yang lain, ayahnya juga kan seorang
pengusaha sepatu terkenal di Surabaya”. Liburan kampus ke Bali tahun lalu kami
sekelas sempat singgah di rumahnya Rizal. Rizal sudah lama ku anggap sebagai sahabat
dekatku. Dalam hidup percintaannya ia tidak pernah gonta-ganti pacar apalagi
selingkuh alias setia. Tidak seperti aku dan Dodi yang sibuk ngapalin nama
cewek-cewek setiap malam minggu untuk diapelin. Rizal memang benar-benar setia
pada Selvi, nama pacarnya itu, seorang gadis asli Bojonegoro yang cantik dan
berkulit putih, sungguh menawan laksana seperti putri seorang Raja. Bahkan
sekarang Rizal telah bertunangan dengan Selvi, anak seorang Direktur sebuah
Bank Swasta di Surabaya. Dalam waktu dekat setelah habis masa persidangan
kuliah, mereka akan segera melangsungkan pernikahan.
To be Continue ...........