Jenis-Jenis Manusia Purba di Trinil dan Sangiran
Disusun oleh
:
Nama : Tasya Evandriani
SMK NEGERI
1 KENDAL 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“Jenis-Jenis Manusia Purba di
Trinil dan Sangiran” makalah ini berisikan tentang jenis-jenis manusia purba
yang telah ditemukan di Sangiran dan Trinil dengan disertai penemu dari manusia
tersebut.
Dalam penulisan makalah ini ,
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan . untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Walaupun demikian penulis tetap
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya , Terima
Kasih.
Kendal,
19 September 2013
Penyusun
Tasya Evandriani
Jenis – Jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Meganthropus.
2.
Pithecanthropus
3.
Homo
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan
di Indonesia.
1.
Meganthropus
Jenis manusia purba
ini terutama berdasarkan penelitian von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan
1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Dari hasil
rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari
Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya
tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuhtumbuhan. Masa
hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal.salah satu jenis meganthropus yaitu : Meganthropus Paleojavanicus
Ciri
Meganthropus
·
Hidup
antara 2 – 1 juta tahun yang lalu.
·
Memiliki
perawakan yang teagap.
·
Memiliki
tulang pipi yang tegap.
·
Hidup
dengan cara mengumpulkan makanan.
·
Memiliki
tulang pipi yang tebal.
·
Rahangnya
kuat.
·
Tidak
memiliki dagu dan tubuhnya kekar.
·
Memiliki
tonjolan belakang yang tajam.
·
Memiliki
tulang kening yang menonjol.
·
Memiliki
tulang pipi yang tebal
·
Memiliki
otot kunyah yang kuat
·
Memiliki
tonjolan kening yang mencolok
·
Memiliki
tonjolan belakang yang tajam
·
Tidak
memiliki dagu
·
Memiliki
perawakan yang tegap
·
Memakan
jenis tumbuhan
2.
Pithecanthropus
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene
Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di
wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih
terlihat tanda- tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan
tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus
mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia.
Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman
Pleistosen Tengah salah satu jenisnya yaitu Pithecantropus Erectus
·
Pithecantropus Erectus
Artinya: manusia kera yang berjalan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois di
Trinil pada tahun 1891. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bagian atas
tengkorak, geraham dan tulang kaki. Fosil ini ditemukan pada masa kala
Pleistosen tengah.
Ciri-ciri
Pithecanthropus
·
Hidup
antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.
·
Hidup
berkelompok.
·
Hidungnya
lebar dengantulang pipi yang kuat dan menonjol.
·
Hidup
dengan mengumplkan makanan dan berburu.
·
Makannya
daging dan tumbuhan.
·
Tidak
berdagu.
·
Perawakannya
tegak dan memilik perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
·
Tulang
belakang menonjol dan tajam.
·
Keningnya
menonjol.
Ciri-
ciri Pithecantropus Erectus.
- Tinggi badan sekitar 165 – 180
cm
- Volume otak berkisar antara
750 – 1350 cc
- Bentuk tubuh & anggota
badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus
- Alat pengunyah dan alat
tengkuk sangat kuat
- Bentuk graham besar dengan
rahang yang sangat kuat
- Bentuk tonjolan kening tebal
melintang di dahi dari sisi ke sisi
- Bentuk hidung tebal
- Bagian belakang kepala tampak
menonjol menyerupai wanita berkonde
- Muka menonjol ke depan, dahi
miring ke belakang
3.
Homo
Fosil
jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian
dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan menyimpulkan sebagai
jenis Homo:
·
Homo sapiens
Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’
baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak
jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang- kadang Homo sapiens
juga diartikan dengan ‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalam
berfikir dan menyiasati tantangan alam. Bagaimanakah mereka muncul ke bumi
pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia
hingga saat ini? Para ahli paleoanthropologi dapat melukiskan perbedaan
morfologis antara Homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo sapiens kurang
kekar posturnya dibandingkan Homo erectus. Salah satu
alasannya karena tulang belulangnya tidak setebal dan sekompak Homo
erectus.
Ciri-ciri homo sapiens.
·
Volume otak
antara 1000-1200 cc
·
Tinggi badan
antara 130-210 cm
·
Otak tengkum
mengalami penyusutan
·
Tulang
rahangnya sudah terlalu kuat
·
Keningnya
tidak menonjol kedepan
·
Berdiri tegak
dan berjalan tegak
·
Dagu dan
tulang rahangnya biasanya kuat.
Salah satu
jenis homo yaitu Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran
dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada
tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup
sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300
cc.
Menurut Von
Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan
Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan
dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens
dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Ciri-ciri
Homo.
·
Hidup
antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu.
·
Muka
dan hidung lebar.
·
Dahi
masih menonjol.
·
Tarap
kehidupanya lebih maju di banding manusia sebelumnya .
·
Bermuka
lebar.
·
Berat
badan antara 30-150 kg.
·
Alatnya
masih dari batu dan tulang.
·
Mulutnay
masih menonjol.
Ciri-
ciri Homo Soloensis.
·
Volume otaknya
antara 1000 – 1200 cc
·
Tinggi badan
antara 130 – 210 cm
·
Otot tengkuk
mengalami penyusutan
·
Muka tidak
menonjol ke depan
·
Berdiri
tegak dan berjalan lebih sempurna
Jenis- jenis
fosil manusia purba yang ditemukan :
1.
Meganthropus
Paleojavanicus, yang ditemukan di Sangiran.
2.
Pithecanthropus
Erectus(Homo Erectus) yang ditemukan di Trinil.
3.
Pithecantropus
Robustus, yang ditemukan di Trinil.
4.
Pithecantropus
Mojokertensis, yang ditemukan di Perning.
5.
Homo
javanesis, yang ditemukan di sambung macan
6.
Homo
Solensis, yang ditemukan di Ngandong, Solo.
7.
Homo
Sapiens Wajakensis, yang ditemukan di tulung agung.
DAFTAR PUSTAKA
taufik Abdullah dan A.B Lapian ed 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 1.
Jakarta : PT ichtiar Baru Van Hoeve.
Direktorat
Geografi Sejarah. Atlas Prasejarah.
Jakarta: Kementrian kebudayaan dan pariwisata. 2009.
SARAN
Dalam kesempatan
ini, kami sangat mengharapkan saran kritik atas kekurangan maupun kesalahan
baik dari segi bahasa maupun bahasanya maupun pembahasanya. Maka dari itu
penulis mengrapkan sekali kritik dan saran dari teman-teman maupun para pembaca
dalam penulisan makalah ini, agar kami dapat membuat makalah yang lebi baik
lagi.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua sumber yang telah memberi
informasiuntuk membatu pepbuatan makalah ini.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Apabila kurang sempurna dalam pembuatan makalah
ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Manusia tidak luput dari kesalahan.
Sekian dan terima kasih......
J J J J
KESIMPULAN
Jadi dari
makalah di atas kami dapat menyimpulkan bahwa jenis-jenis manusia purba di
Indonesia terbagi membagi tiga, yaitu meghatropus, pithecantropus, dan homo.
Setiap jenis maanusia memiliki ciri-ciri yang berda-beda .
Dalam
sejarah dijelaskan bahwa sangiran dan trinil dapat dikatakan sebagai
laboratoriumnusia purba di Indonesia. Karena disana banyak ditemukan
penemuan-penemuan manusia purba. Dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Itu
semua merupakan rangkaian sejarah manusia yang berlangsung kontinuitas
berdasarkan kronologinya, dan tidak secaraba-tiba berubah begitu saja, namun
ada tahapan-tahapan tertentu yang dijalani.